4 Metode Pembelajaran Bahasa Arab yang Sering Digunakan
Bermacam-macam metode dalam pembelajaran bahasa arab, telah terjadi perdebatan yang panjang, maka
muncullah kelebihan pada satu metode dan
kelemahan pada metode yang lainnya. Ada 4
metode yang terpenting yaitu : metode qowaid terjemah, metode langsung,
metode audio visual, metode campuran.
·
Metode qowaid dan tarjamah
Metode ini juga mempunyai nama lain, metode ini di sebut
juga dengan metode klasik, metode tradisional.
1.
Metode ini membutuhkan emampuan
membaca, menulis dan terjemah, tidak seberapa memerlukan kemampuan berbicara.
2.
Metode ini menggunakan bahasa asli
dalam pembelajarannya seperti pengantar pembelajaran bahasa yang di inginkan,
dengan kata lain metode ini intinya hanya menggunakan metode terjemah dalam
pembelajarannya.
3.
Metode ini membutuhkan hukum-hukum
nahwu dalam penyesuaiannya sebagai media dalam mempelajari bahasa asing dan
penyesuaian kebenarannya.
4.
Kebanyakan guru-guru menggunakan
metode ini untuk menganalisis nahwunya dalam membuat bahasa yang di inginkan
dan pengukur kemampuan siswa.
Metode ini juga menghadapi kritikan karena :
1.
Metode ini menghilangkan kemampuan
berbicara, yang sebenarnya kemampuan pokok untuk menjadi ahli bahasa.
2.
Metode ini banyak menggunakan
bahasa asli sehingga sedikit sekali penggunaan bahasa yang di inginkan dalam penggunaan pembelajaran. Sehingga
peserta didik tidak memiliki kesempatan yang memadai untuk berlatih berbahasa
yang di inginkan.
3.
Metode ini banyak mengganggu dalam
mempelajari bahasanya sendiri, menganalisis nahwu, hukum-hukumnya dalam
menganalisis ilmu bahasa, bukan pada penguasaan bahasa seperti kemampuannya.
Meskipun banyak menuai kritik bukan berarti berakhir, tapi
metode ini juga menjadi pendukung pada metode yang lainnya.
·
Metode langsung
Menanggapi
metode qowaid terjemah muncullah metode langsung dengan
1.
Metode ini memberikan keutamaan
pada kemampun berbicrara sebagai ganti dari kemampuan membaca, menulis,
menterjemah. Bahwa dasar dari bahasa adalah kemampuan berbicara.
2.
Metode ini menghindari metode menterjemahkan
dalam pembelajarannya. Karena di anggap kurang bermanfaat bahkan sangat merusak
pembelajaran bahasa yang di inginkan.
3.
Pada metode ini wajib
menghilangkan bahasa ibu dalam pembelajarannya.
4.
Metode ini menggabungkan
kata secara langsung, seperti halnya menggabungkan kalimat antar kalimat dalam
penggunaanya secara langsung, oleh karena itu dinamakannya metode langsung
5.
Metode ini tidak membutuhkan
hukum-hukum nahwu, karena pendukung metode ini hukum tidak dibutuhkan pada
kemampuan bahasa yang di buthkan
6.
Metode ini membutuhkan metode (التقليد والحفظ) murid menghafal dengan baik
bahasa asing, lagu-lagu, tradisi dan kelestarian terhadap bahasa yang dituju.
Metode ini pun tidak lepas dari kritikan para ilmuwan
bahasa, diantara kritikan-kritikan itu adalah sebagai berikut :
1.
Metode ini yang hanya menggunakan
metode berbicara tidak mampu mencakup segala kemampuan bahasa yang lainnya.
2.
Ketika tidak digunakannya bahasa
ibu dalam proses pembelajarannya maka akan banyak usaha yang di buat dan banyak
waktu yang terbuang. Meskipun menggunaan bahasa ibu secara terbatas akan tetap
membutuhkan usaha dan waktu yang banyak. Oleh karena itu ahli metode mengatakan
ini metode ini jauh dari keadaan langsung
3.
Metode ini mengecualikan
hukum-hukum nahwu, dlam pembelajarannya guru dilarang merealisasikan
hukum-hukumnya yang mengatur kata dalam kalimat tersebut.
·
Metode audio visual
Metode ini hadir untuk menengahi metode tradisional dan
metode langsung, metode ini juga dinamakan juga metode visual dan metode
kebahasaan, awal mulanya metode ini terkenal dengan metode tentara, karena
metode ini digunakan di pembelajan militer amerika untuk mendalami bahasa asing
untuk mengirim mereka ke luar negaranya setelah perang perang dunia kedua.
Pembenaran
metode ini adalah sebagai berikut
1.
Bahasa dasarnya adalah berbicara, adapun
menulis adalah perwakilan bagian dari berbicara, maka wajib untuk fokus dalam
pembelajaran bahasa asing pada berbicara bukan pada membaca dan menulis,
2.
Menjalankan pembelajaran bahasa
asing haruslah dengan urutan tertentu : mendengarkan kemudian berbicara,
membaca kemudian menulis, yaitu pertama guru memperdengarkan kemudian
mengatakan apa yang kamu dengar, kemudian membaca apa yang ia dengar, kemudian
membaca apa yang di ucapkan, kemudian menulis apa yang ia ucapakan tadi.
3.
Metode berbicara bahasa asing di
sepadankan dengan cara anak memperoleh bahasa itu, pertama kali dia
mendengarkan kemudian mensimulasi apa yang ia dengar, kemudian ia pergi
kesekolah disana ia belajar membaca kemudian menulis
4.
Sebaiknya cara memperoleh bahasa
adalah dengan membentuk kebiasaan berbahasa
5.
Sesungguhnya murid membutuhkan
pembelajaran bahasa asing bukan hanya pembelajarannya tetapi juk aga butuh
berlatih berbicara dan tidak akan ada gunanya ketika tidak mengetahui hukum dan
cara menganalisis bahasa tersebut.
6.
Semua bahasa itu unik dalam aturan
bahasanya banyak perbandingan dan persamaan.
7.
Terjemah hanya akan merusak pembelajaran
bahasa asing, maka jangan menggunakannya
Seperti biasanya, tidak akan terlepas
dari kritikan dari para ahli metode pada metode yang dihadapi yaitu seperti di
bawah ini :
1.
Berbicara bukanlah satu-satunya cara
berbahasa, menulis pun juga perlu, sebuah buku yang ditulis tidak akan selesai
dengan jalan berbicara sebelum dituliskannya, itulah bahasa langsung.
2.
Bahwa metode audio visual hanya
fokus pada berbicara, mengesampingkan kemampuan bahasa yang lainnya, yang tidak
kalah penting dalam berbicara
3.
Urutan dari kemampuan mendengar ke
berbicara kemembaca kemenulis bukanlah urutan yang mengikat, bisa saja pembelajaran
dengan semua kemampuan atau sebagianya saja dilakukan dalam satu waktu tidak
harus berururtan.
4.
Perolehan bahasa asing ini
berbedasecara fundamental dari pemerolehan bahasa ibu, ketika peerolehan badasa
ibu, anak menikuti tingkat emosional ibu, bapak, atau keluarganya karena adanya
kebutuahan mengungkapkan dasar emosi dan ide-ide, ketika pemmerolehan bahasa
asing, tidak ada dorongan kuat ntuk mempelajarinya. Maka tidak ada keinginan
untuk belajar bahasa asing karena sudah ada bahasa asing untuk mengungkapkan emosi
dan fikiranya.
5.
Pemerolehan bahasa asing mungkin
dilakukan secara berulang-ulang tapi pemerolehan bisa dilakukan dengan cepat
jika pengulangan itu di dampingi dengan melihat hakekat bahasa tersebut, hakekat
susunannya dan hubungannya. Itu menjadikan hukum nahwu ikut peran dalam bahasa
tersebut.
6.
Memang benar bahwa segala bahasa
itu unik karena bahasa berbeda satu sama lainnya. Tetapi juga benar jika
ternyata memnag ada kesamaan antara bahasa tersebut. Dengan begitu akan sangat
bermanfaat mempelajari bahasa asing denagn mengetahui persamaan dan perbedaan
antara bahasa ibu dan bahasa yang di inginkan.
7.
dimungkinkan penggunaan terjemah
dengan metode yang bijaksana itu akan memberi waktu dan usaha pada kedua belah
pihak, yaitu guru dan murid.
8.
Tidak benar jika penutur asli di
anggap sebagai paling afdol dalam pembelajaran bahasa asing karena seringkali ia
tidak mengetahui kesulitan yang dirasakan dalam pembelajannya dan tidak bisa
memprediksi kesalahan juga penafsirannya. Karena ia mengajar pengajaran bahasa
bukan dengan dasar bahasa asing melainkan dengan bahasa ibu. Itulah mengapa
guru yang memang berbahasa asing lebih baik dari guru penutur asli bercakap
dengan bahasa yang diinginkan
·
Metode campuran
Metode ini muncul guna menanggapi ketiga metode yang di atas, asumsi
yang mendasari munculnya metode ini adalah :
1.
Banyak metode dalam pembelajaran
yang saling mendukung, karena memang banyak manfaatnya dalam pembelajaran bahasa
asing.
2.
Tidak ditemukannya metode yang
sempurna atau mutlak salah , semua metode mempunyai kelebihan dan kelemahan
dengan alasan ini dan itu.
3.
Mungkin saja ketiga metode
tersebut sebagiannya menyempurnakan bagian yang lain yang sebenarnya
bertentangan atau m, ibarat lai, mungkin saja ketiga metode itu akan menjadi
lebih sempurna jika adanya pergantian dari salah satu keadaanya baik itu berupa
pertentangannya,
4.
Tidak ditemukannya metode yang
sepadan pada semua tujuan,pada semua murid dan pada semua guru, juga pada semua
kurikulum bahasa asing.
5.
Diperlukan kefokusan dan juga
kemauan dalam pembelajaranya. Bukan pasrah pada satu metode pembelajaran yang di rasa membantu
dalam menuruti kemauan siswa.
6.
Guru harus merasa jangan puas dulu terhadap
penggunaan metode yang sesuai dengan sebagian siswa dari berbagai metode yang
ada. Mungkin saja pemilihan guru dalam semua metode itu lebih sesuai dengan
kemauan siswa dan sesuai dengan pembelajaran yang diharapkan.
-
PERHATIAN:Jika anda ingin bertanya atau bantuan bisa kontak kami
contact atau 089677337414 - Terima kasih.
contact atau 089677337414 - Terima kasih.