Skip to main content

5 Penilaian Keterampilan Yang Harus Ada Pada Kurikulum 2013


Sejalan dengan kemajuan dan tuntunan zaman, yang serba canggih, penilain atau evaluasi pun harus demikian. Tujuan penilaian dalalam pelaksanaan setiap pembelajaran bukan hanya untuk mengetahui keberhasilan peserta didk setelah mengikuti pembelajaran tersebut, tetapi secara rinci adalah untuk melacak kemujan peserta didik, mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik, mendeteksi kesalahan ketika peserta didik belajar, dan menyimpulkan beberapa hal yang terkait dengan pembelajaran.[1] 

Dengan adanya tujuan tersebut maka penialaian harus dilakukan secara menyeluruh, bermakna, berkesinambungan, dan sekaligus juga mendidik subjek yang sedang belajar. Penilaian yang terarah inilah yang seharusnya diraih seutuhnya oleh peserta didik, bukan hanya penilaian ranah kognitif seperti yang biasanya dilakukan oleh guru dengan soal-soal tertulis atau kadang-kadang juga melalui lisan, tetapi juga afektif dan psikomotorik.
Sebagai seorang pendidik, guru tidak hanya terpaku pada ulangan harian atau pun tugas-tugas yang ia berikan ke peserta didik, melainkan juga setidaknya mengadakan adanya penilaian proyek, penilaian portofolio, dan juga peserta didik diajarkan untuk menilai dirinya sendiri supaya mereka tahu dan bisa mengoreksi dirinya tersebut.
Lantas bagaimana cara kita sebagai calon seorang pendidik, dalam mengetahui perkembangan peserta didik dalam bentuk penilaian yang belum atau tidak pernah kita jumpai sebelumnya?. Pada permasalahan inilah kami selaku penulis akan menguraikan dari hal terkecil mengenai penilaian proyek, penilian portofolio, penilaian diri, dan penilaian teman.
A.  PENILAIAN PROYEK
Penilaian proyek adalah sebuah kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang haurs diselesaikan dalma periode atau waktu tertentu.[2] Yang dimaksud dengan tugas dalam hal ini adalah suatu investigasi yang bertujuan untuk menemukan manfaat yang bermakna bagi kehidupan manusia dan bagi peserta didik itu sendiri.[3] Proyek akan memberikan keterampilan menyelidiki secara umum, informasi tentang pemahaman dan pengetahuan peserta didik pada proses pembelajaran tertentu, kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuan, dan kemampuan peserta didik utnuk mengomunikasikan informasi subyek secara jelas.[4]
Penilaian proyek dilakuakn mulai dari pengumpulan, pengorganisasian, penilaian, hingga penyajian data, dan sampai pada mengambil kesimpulan. Dengan gambaran ini dapat diambil kesimpulan bahwa kegaiatan proyek mirip dengan kegiatan penilitian. Kegiatan proyek menuntut peserta didik untuk dapat berpikir ilmah kritis dalam menggali masalah, untuk kemudain melakukan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan hasil ang diperoleh dari penyelidikan tersebut.
Sebagai contoh kegiatan proyek utnuk mata pelajaran IPS misalnya keinginan peserta didik untuk menyelidiki mengapa suatu penduduk di sebuah desa suka sekali bergotong-royong, melebihi keinginannya untuk memikirkan kepentingan sendiri seperti makan, minum, dan tidur. Kegiatan proyek untuk mata pelajaran IPA, sebagai contoh peserta didik memilih proyek menyelidiki kegunaan daun sebuah tanaman untuk digunakan sebagai konsumsi makan yang sehat dan bergizi.[5]
Dalam melakukan penilaian proyek, sebagi seorang pendidik tidak boleh asal-asalan dalam menilai suatu proyek yang dihasilkan peserta didik. Dalam menilai proyek, guru sebelumnya membuat sebuah daftar cek atau skala rentang untuk mempermudah menilai. Adapun penilaian yang baik terhadap proyek setidaknya mempertimbangkan adanya tiga hal, yaitu:
1.      Kemampuan pengelolaan, yaitu kemampuan peserta didik dalam tahap perencanaan yang meliputi pemilihan permasalahan untuk menentukan topic, membuat rencana kerja, pengumpulan data, mengolah sampai penyusunan laporan.
2.      Relevansi dengan mata pelajaran, karena bagaimana pun kegiatan proyek ini harus dimulai dari masalah yang ada kaitannya langsung dengan mata pelajaran tertentu yang sedang dipelajari.
3.      Keaslian, baik masalah yang diangkat, dan cara melaksanakan sampai selesai, murni pekerjaan peserta didik, didasarkan pengarahan dari guru.[6]
Contoh perintah penugasan atau proyek terhadap peserta didik.

Lakukan penelitian sederhana di Lingkungan sekitar mengenai pengaruh cinta kebersihan terhadap gaya hidup siswa(cara berpakaian, tempat tinggal, perilaku, kesehatan)

                   Contoh Penskoran tugas proyek.
Aspek
Kriteria dan Skor
3
2
1
Persiapan
Jika memuat tujuan, topik, alasan, tempat penelitian,responden, daftar pertanyaan dengan lengkap.
Jika memuat tujuan ,topik,alasan, tempat penelitian, responden, daftar pertanyaan kurang lengkap 
Jika    memuat tujuan, topik, alasan, tempat penelitian, responden, daftar pertanyaan tidak lengkap
Pengumpulan data
Jika daftar pertanyaan dapat dilaksanakan semua dan data tercatat demgan rapi dan lengkap
Jika daftar pertanyaan dapat dilaksanakan semua, tetapi data tidak rapi dan lengkap
Jika pertanyaan tidak terlaksana semau dan data tidak tercatat dengan rapi
Pengolahan data
Jika pembahasan data sesuai tujuan penelitian
Jika pembahasan data kurang menggambarkan tujuan penelitian
Jika sekadar melaporkan hasil penelitian tanpa membahas data
Pelaporan data
Jika sistematika penelitian benar, memuat saran, bahsa komunikatif.
Jika sistematika penulisan benar, memuat saran, namun bahasa kurang komunikatif.
Jika penulisan kurang sistematis, bajasa kurang komunikatif, kurang memuat saran.[7]

B.  PENILAIAN PORTOFOLIO
penialian portofolio adalah semua benda yang berbentuk bukti fisik sebagai sesuatu yang menunjukkan hasil kinerja peserta didk.[8] Penilaian portofolio merupakan kumpulan sistematik karya siswa untuk  menunjukkan kemajuan belajar siswa dari waktu ke waku.[9] Karya yang dimasukkan dalam portofolio meliputi contoh-contoh tulisan, bacaan, gambar-gambar, rekaman audio atau video sebagai karya peserta didik, baik yang dipilih sendiri oleh peserta didik maupun oleh perserta didik bersama guru.
Dalam dunia pendidikan, portofolio dapat digunakan guru untuk melihat perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu berdasarkan kumpulan hasil karya sebagai bukti dari suatu kegiatan pembelajaran.
Penilaian portofolio berbeda dengan jenis penialian yang lain. Penialian portofolio alaha suatu pendiekatan atau model penilaian yang bertujuan utnuk mengukur kemampuan peserta didik dalam membangun dan merefleksikan suatu pekerjaan atau karya melalui pengumpulan bahan-bahan yang relevan dengan tujuan dan keinginan yang dibangun oleh peserta didikm sehingga hasil perkerjaan tersebut dapat dinilai dan dikomnetari oeh guru dalam periode tertentu. Jadi, penialian portofolio merupakan suatu pendekatan dlam penilaian kinerja peserta didik atau dignakan untuk menilai kinerja.
Salah satu keunggulan portofolio adalh memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih banyak terlibat,dan peserta didik sendiri dapt dengan mudah mengontrol sejauh mana perkembangan kemampuan yang telah diperolehnya. Jadi, peserta didik akan mampu melkukan penialian diri. Keterampilan menemukan kelebihan dan kekurangannya sendiri, serta kemampuan untuk menggunakan kelebihan tersebut dalam mengatasi kelemahannya merupakan modal dasar penting dalam proses pembelajaran.[10]
Bagi peserta didik pada hakikatnya tujuan penilaian portofolio adalah untuk memberikan informasi kepada orang tua tentang perkembangan peserta didik secara lengkap dengan dukungan data dan dokumen yang akurat. Tujuan yang umum mengenai portofolio adalah sebagai berikut:
1.      Menghargai perkembangan peserta didik 
2.      Mendokumentasikan proses pembelajaran
3.      Member perhatian pada prestasi kerja
4.      Merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan eksperimentasi
5.      Meningkatkan efektivitas proses pembelajaran
6.      Bertukar informasi antara orang tua peserta didik dengan guru lain
7.      Mempercepat pertmbuhan konsep diri positif peserta didik
8.      Meningkatkan kemampuan refleksi diri
9.      Membantu peserta didik merumuska tujuan.[11]
Selain sebagai informasi bagi guru, orang tua, dan peserta didik itu sendiri, portofolio dapat dijadikan sebagai bahan tindak lanjut dari suatu pekerjaan yang telah dilakukan peserta didik sehingga guru dan orang tua mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan peserta didk. Untuk lebih jelas mengenai fungsi penilaian portofolio dapat kita lihat dari berbagai segi, yaitu: [12]
1.      Portofolio sebagai sumber informasi bagi guru dan orang tua untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik, tanggung jawab dalam belajar, perluasan dimensi belajar, dan inovasi pembelajaran.
2.      Portofolio sebagai alat pembelajaran merupakan komponen kurikulum, karena portofolio mengharuskan peserta didik utnuk mengoleksi dan menunjukkan hasil kerja mereka.
3.      Portofolio sebgai alat penilaian autentik.[13]
4.      Portofolio seagai sumber informasi bag peserta didik untuk melakukan self-assessment. Maksudnya, peserta didik mempunyai kesempatan yang banyak untuk menilai diri sendiri dari waktu ke waktu.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dan dijadikan sebagai pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio antara lain :
1.      Saling percaya (mutual trust) antara guru dan siswa. Dalam proses penilaian portofolio Guru dan siswa harus memiliki rasa saling mempercayai. Mereka harus merasa sebagai pihak-pihak yang saling memerlukan dan memiliki semangat untuk saling membantu. Oleh karena itu, mereka harus saling terbuka dan jujur satu sama lain. Dengan demikian, akan terwujud hubungan yang wajar dan alami, yang memungkinkan proses pendidikan berlangsung dengan baik.
2.      Kerahasiaan bersama (confidentiality) antara guru dan siswa. Kerahasiaan hasil pengumpulan bahan dan hasil penilaiannya perlu dijaga dengan baik, tidak disampaikan kepada pihak-pihak lain yang tidak berkepentingan. Pelanggaran terhadap norma ini, selain menyangkut etika, juga dapat member dampak negative kepada proses pendidikan anak siswa.
3.      Milik bersama (joint ownership) antara siswa dan guru. Guru dan siswa perlu merasa memiliki bersama berkas portofolio. Oleh karena itu, guru dan siswa perlu menyepakati bersama di mana hasil karya yang telah dihasilkan siswa akan disimpan, dan bahan-bahan baru yang akan dimasukkan. Dengan demikian siswa akan merasa memiliki terhadap hasil kerja mereka, dan akhirnya akan tumbuh rasa tanggung jawab pada diri mereka.
4.      Kepuasan (satisfaction). Hasil kerja potofolio seyogyanya berisi keterangan-keterangan dan atau bukti-bukti yang memuaskan bagi guru dan siswa. Portofolio hendaknya juga merupakan bukti prestasi cemerlang siswa dan keberhasilan pembinaan guru.
5.      Kesesuaian (relevance). Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang berhubungan denga tujuan pembelajaran yang relevan dengan tujuan pembelajaran dalam kurikulum.
6.      Penilaian proses dan hasil. Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan perilaku harian siswa (anecdot) mengenai sikapnya dalam belajar, antusias tidaknya dalam mengikuti pelajaran dan sebagainya. Aspek lain dari penilaian portofolio adalah penilaian hail, yaitu menilai hasil akhir suatu tugas yang diberikan oleh guru.

Contoh format penilaian fortopolio (karya tulis)
No
Kompetensi
Indikator
Skor
1
Kualitas informasi
-akurat
-cermat
-teliti
-saksama

2
Pengorganisasian gagasan
-tepat
-runtut

3
Kebahasaan
-tata bahasa
-gaya bahasa

4
Penampilan
-rapi
-menarik

Jumlah Sekor

Nilai


C.  PENILAIAN DIRI
Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya.[14] Tujuan utama dari penilaian diri adalah untuk mendukung atau memperbaiki proses dan hasil belajar. Meskipun demikian, haasil peniaian diri dapat digunakan guru sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan nilai. Peran penilaian diri menjadi penting bersama bergesernya pusat pembelajaran dari guru ke peserta didik yang didasarkan pada konsep belajar.
Menurut pusat kurikulum, ada beberapa jenis penialain diri yang dapat diambil oleh guru untuk memberikan pengarahan pada peserta didik, diantaranya:
1.      Penilaian langsung dan spesifik, yaitu penilaian secara langsung ketika mereka baru saja selesai kegiatan, misalnya ulangan harian atau menyelesaikan tugas dikelas. Penilaian secara langsung ini baik karena dilakukan berkali-kali sesuai dengan banyakny kegiatan.
2.      Penilaian tidak langsung dan holistik, yaitu penilaian yang dilakukan setelah beberapa kali kegiatan ulangan atau penugasan dikelas yang dilakukan untuk memberikan kesimpulan tentang keseluruhan kegiatan.
3.      Penilaian sosio-afektif, yaitu penilaian terhadap unsur-unsur afektif, misalnya kecermatan atau ketelitian, kerapian, kebersihan, dan sebagainya. Penilaian model ini akan sangat baik dampaknya bagi peserta didik karena merupakan bagian dari pengembangan pribadi.[15]
Dalam menelai diri, tidak hanya asal-asalan saja, namu ada langkah-langkah yang harus dipertahtikan. O`malley dan Pierce mengemukakan langkah-langkah penilaian diri, yaitu:
Pertama, menetapkan criteria. Agar siswa dapat mengevaluasi karya atau kinerjanya, merka perlu melihat contoh karya-karya yang baik dan memahami criteria penilaian terhadap karya tersebut. Hal ini berarti guru perlu bekerja sama dengan peserta didik untuk menentukan criteria yang dapat digunakan untuk melihat karya mereka. Sebagai contoh, guru dapat mendiskusikan elemen-elemen kemampuan lisan yang baik, memahami bacaan, menulis, memecahkan masalah dan atau bekerja kelompok. Guru juga dapat memberikan contoh-contoh karya yang dapt dijadikan model dan yang kualitasnya lebih rendah.
Kedua, menerapkan kriteria. Dalam hal ini, guru dapat memulainya dengan meminta siswa bekerja secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Mintalah siswa unt mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan karya mereka berdasarkan criteria  yang telah ditetapkan. Selanjutnya, kelas bertukar pendapat dengan hasil penilaian kelompok dengan menggunakan transparasi sehingga dapat diketahui cara mereka menerapkan criteria. Dari diskusi ini dapat diperoleh masukan-masukan untuk merevisi penerapan criteria ataupun merevisi karya mereka.
Ketiga, merumuskan tujuan. Dalam kegiatan penerepan criteria, siswa mulai mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan karya mereka. Kelemahan yang ditemukan merupakan pengemabangan yang harus dilakukan. Guru perlu memberikan berbagai contoh tujuan pengembangan yang dilakukan, misalnya sebelum membaca artikel dalam majalah, siswa diminta merumuskan atau mentapkan tujuannya sendiri membaca artikel tersebut dan menulisnya di papan. Mereka kemudian mendiskusikan cara memcapai tujuan tersebut.
Keempat, bekerja untuk mencapai tujuan. Siswa perlu dibantu agar tetap ingat bekerja untuk mencapai tujuan belajarnya. Salah satu cara yang dapat dilakuakn adalah meminta siswa menulis tujuan belajar pada kartu lalu meletakkan kartu tersebut di buku catatan agar mereka mengacunya setiap saat.
Kelima, menggunakan tujuan untuk mengembangkan pengajaran. Hal ini merupakan kesempatan optimal untuk mengaitkan penilaian dengan pengajaran.[16]
D.  PENILAIAN TEMAN SEJAWAT
Penilaian teman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai hal secara jujur. Salah satu keuntungan dari penilaian teman adalah turut serta membangun personaliti dan sifat sosial siswa. Siswa sebagai individu akan belajar berkomunikasi dengan teman mereka dengan cara yang bebas.
Antar  teman atau teman sebaya (peer assessment) merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai hal. Keterlibatan peserta didik dalam proses penilaian mempunyai beberapa keuntungan dan tujuan, yaitu:
1.      Memperkenalkan peserta didik mengenal kompleksitas.
2.      Mendorong peserta didik dalam melakukan penilaian mengenai   keterampilan dan usahanya.
   3.   Mendorong keterlibatan peserta didik di dalam proses belajar mengajar.

Pelaksanaan sistem penilaian ini dapat dilakukan dengan cara:
1.      Masing-masing peserta didik diminta saling menilai temannya dalam satu     kelas, baik proses maupun produk.
2.      Membentuk sebuah tim yang terdiri dari beberapa peserta didik yang bertanggung jawab menilai keterampilan seluruh peserta didik dalam   kelas tersebut.
3.      Masing- masing peserta didik diberi tanggung jawab untuk menilai tiga atau empat temanya.
Kesimpulan
1.      Penilaian proyek adalah sebuah kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang haurs diselesaikan dalma periode atau waktu tertentu. Yang dimaksud dengan tugas dalam hal ini adalah suatu investigasi yang bertujuan untuk menemukan manfaat yang bermakna bagi kehidupan manusia dan bagi peserta didik itu sendiri. Proyek akan memberikan keterampilan menyelidiki secara umum, informasi tentang pemahaman dan pengetahuan peserta didik pada proses pembelajaran tertentu, kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuan, dan kemampuan peserta didik utnuk mengomunikasikan informasi subyek secara jelas.
2.      penialian portofolio adalah semua benda yang berbentuk bukti fisik sebagai sesuatu yang menunjukkan hasil kinerja peserta didk. Penilaian portofolio merupakan kumpulan sistematik karya siswa untuk  menunjukkan kemajuan belajar siswa dari waktu ke waku. Karya yang dimasukkan dalam portofolio meliputi contoh-contoh tulisan, bacaan, gambar-gambar, rekaman audio atau video sebagai karya peserta didik, baik yang dipilih sendiri oleh peserta didik maupun oleh perserta didik bersama guru.
3.      Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya, sedangkan Penilaian teman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai hal secara jujur. Salah satu keuntungan dari penilaian teman adalah turut serta membangun personaliti dan sifat sosial siswa. Siswa sebagai individu akan belajar berkomunikasi dengan teman mereka dengan cara yang bebas.
Daftar Pustaka
Ari Kunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi PendidikanI. Jakarta: Bumi Aksara.
Arifin, Zainal. 2012.  Evaluasi Pembelajran. Bandung : Rosda Karya.
Junaidi dan M. Baihaqi. 20069 Evaluasi Pembelajaran Madrasah Ibtidaiyah. Surabaya: LPTK Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel.
Muslich, Masnur. 2009. KTSP Pembelajaran Berbasis  Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: PT Bumi Aksara.
M. Ainin, dkk. 2006.  Evaluasi dalam Pemblajaran Bahasa Arab. Malang: MISYKAT.




[1] Suharsimi Ari Kunto, Dasar-Dasar Evaluasi PendidikanI,(Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hal.240
[2] Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajran, (Bandung : Rosda Karya, 2012), hal.191
[3] Suharsimi Ari Kunto, Op.Cit, hal.251
[4] Junaidi dan M. Baihaqi, Evaluasi Pembelajaran Madrasah Ibtidaiyah, (Surabaya: LPTK Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel), hal.67
[5] Suharsimi Ari Kunto, Op.Cit, hal.252
[6] Ibid, 252-253
[7] Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis  Kompetensi dan Kontekstual(Jakarta: PT Bumi Aksara,2009), hal.107
[8] Suharsimi Ari Kunto, Op.Cit, hal.254
[9] M. Ainin, dkk, Evaluasi dalam Pemblajaran Bahasa Arab, (Malang: MISYKAT, 2006), hal.208
[10] Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajran, (Bandung : Rosda Karya, 2012), hal.198
[11] Ibid, hal.200
[12] Ibid, hal 201
[13] Penilaian untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa.
[14] Suharsimi Ari Kunto, Op.Cit, hal.257
[15] Ibid,.
[16] M. Ainin, dkk, Op.Cit, hal.210-215

PERHATIAN:Jika anda ingin bertanya atau bantuan bisa kontak kami
contact atau 089677337414 - Terima kasih.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui
Buka Komentar
Tutup Komentar
Close Disqus
Close Translate