5 Tingkatan dalam Mengukur Kemampuan Membaca Bahasa Asing
Membaca adalah
kemampuan berbahasa yang bersifat pasif-reseptif. Dengan membaca, seorang
pertama-tama berusaha untuk memahami informasi yang disampaikan orang lain
dalam bentuk wacana tertulis. Kemampuan membaca ada kalanya perlu dipastikan
tingkatnya melalui pengukuran dengan menyelenggarakan tes membaca yang
bertujuan untuk mengetahui dan mengukur tingkat kemampuan untuk memahami
bacaan. Tingkat kemampuan membaca itu tercermin pada tingkat pemahaman terhadap
isi bacaan, baik yang secara jelas diungkapkan di dalamnya (tersurat), maupun
yang hanya terungkap secara tersamar dan tidak langsung (tersirat), atau bahkan
sekedar merupakan implikasi dari isi bacaan. Semua itu merupakan bagian dan
perwujudan dari kemampuan memahami bacaan yang dapat dijadikan dasar dan acuan
dalam menyusun butir-butir tes membaca (Djiwandono, 1996:63).[1]
Senada dengan
tingkat pemahaman membaca di atas, Burn, Roe dan Ross (1996) membaginya menjadi
dua tingkatan yaitu: pemahaman literer dan pemahaman urutan yang lebih tinggi
yang meliputi pemahaman interpretatif, kritis dan kreatif. Berikut
penjelasannya masing-masing:
a)
Tes pemahaman literer adalah tes yang mengarah
pada pemahaman terhadap informasi yang segera tampak dalam wacana secara
tersurat.
b)
Tes pemahaman interpretatif adalah pemahaman terhadap apa yang tersirat dalam wacana, artinya
pemahamannya dihasilkan dari proses penafsiran makna atau informasi dibalik
simbol-simbol grafis wacana.
c)
Hal-hal yang perlu digali dari model tes ini
adalah kemampuan menemukan ide pokok, kemampuan menemukan hubungan sebab
akibat, kemampuan membuat simpulan, kemampuan menemukan suasana, dan kemampuan
menafsirkan kemampuan penggunaan bahasa kias.
d)
Tes pemahaman kritis yaitu pemahaman yang
didasari oleh evaluasi materi wacana, membandingkan ide-ide yang ditemukan
dalam wacana dengan pengetahuan standar dan gambaran konklusi tentang
keakurasiannya, kelayakannya dan ketepatan waktunya.
e)
Tes pemahaman kreatif yaitu untuk menggali
kemampuan siswa membaca di balik materi yang disampaikan dengan proyeksi
tertentu, antara lain:
· Memprediksi hasil,
dalam hal ini yang perlu digali adalah kemampuan siswa dalam meletakkan informasi
yang tersedia dengan mencatat kecenderungannya dan memproyeksikan
kecenderungannya itu ke masa yang akan datang membuat putusan tentang peristiwa
apa yang logis.
· Visualisasi
(melihat gambar dalam pikiran). Tes membaca kreatif perlu menggali kemampuan membaca
gambar dengan skemata mereka untuk menyelesaikannya.
· Memecahkan
masalah. Membaca kreatif menghubung-hubungkan apa yang mereka baca dengan
permasalahan mereka sendiri, kadang-kadang mengaplikasikan pemecahan masalah
yang ada dalam cerita ke dalam situasi yang lain.
· Mengembangkan
presentasi cerita, dalam hal ini perlu digali kemampuan siswa dalam
mengembangkan sebuah cerita yang dibacanya sehingga bertambah menarik.
Tes untuk
mengetahui tingkat kemampuan memahami isi bacaan dapat diselenggarakan dengan
menggunakan berbagai format tes yang tersedia. Tes membaca dapat disajikan
dalam bentuk tes subjektif dengan pertanyaan- pertanyaan yang dapat dijawab
melalui jawaban panjang dan lengkap, atau sekedar jawaban pendek. Selain itu,
tes membaca dapat pula disajikan dalam salah satu bentuk tes objektif, seperti
tes melengkapi, menjodohkan, bentuk pilihan ganda atau bentuk-bentuk gabungan.
Tes untuk
mengetahui kemampuan membaca dapat diselenggarakan dengan menggunakan berbagai
format tes yang tersedia. Tes membaca dapat disajikan dalam bentuk tes
subjektif dengan pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab melalui jawaban
panjang dan lengkap atau sekedar jawaban-jawaban pendek. Selain itu, tes
membaca dapat pula disajikan dalam salah satu bentuk tes objektif, seperti tes
melengkapi, menjodohkan, bentuk pilihan ganda atau bentuk-bentuk gabungan.
Djiwandono mengemukakan beberapa bentuk tes yang dapat digunakan dalam mengukur
tes kemampuan membaca, antara lain (Djiwandono, 1996:64).
1)
Melengkapi wacana. Dalam tes ini disajikan
penggalan wacana yang belum lengkap, tugas siswa adalah melengkapinya.
2)
Menjawab pertanyaan. Dalam tes ini disajikan
penggalan wacana, sebelum siswa menjawab pertanyaan terlebih dahulu siswa
diminta membaca bacaan tersebut.
3)
Meringkas isi wacana, yakni siswa diminta untuk
meringkas isi wacana. Teks bacaan untuk tugas meringkas isi bacaan dapat
beragam bentuk, panjang dan pokok bahasannya. Pada tingkat awal, tes meringkas
isi bacaan didasarkan atas teks bacaan yang sederhana baik dalam hal isi,
panjang, maupun gaya bahasa. Demikian juga dalam hal isi dan bentuk jawaban
yang diminta. Semakin tinggi tingkat kemampuan berbahasa yang dijadikan tujuan
penyelenggaraan tesnya, semakin panjang teks bacaan yang digunakan, dan semakin
banyak dan lengkap pula jenis ringkasan yang harus disusun. Meringkas isi
bacaan tidak sepenuhnya merupakan tes membaca, karena jawaban yang dituntut
dalam bentuk ringkasan itu menyangkut penggunaan kemampuan menulis. Usaha untuk
mengurangi pengaruh kemampuan menulis dalam tes meringkas isi bacaan dapat
dilakukan dengan lebih menitikberatkan penilaian terhadap isi jawaban daripada
unsur-unsur lain seperti susunan kalimat, tata bahasa, ejaan dan sebagainya.
PERHATIAN:Jika anda ingin bertanya atau bantuan bisa kontak kami
contact atau 089677337414 - Terima kasih.
contact atau 089677337414 - Terima kasih.