Cara Belajar Bahasa Arab dalam Membaca Nyaring dan Dalam Hati
Membaca secara garis besar terbagi ke dalam dua bagian,
yaitu membaca nyaring (al-qiraah al-jahriyyah) dan membaca dalam hati (al-qiraah
al-shamitah).
a). Membaca nyaring (al-qiraah al-jahriyyah)
Membaca nyaring adalah membaca dengan melafalkan atau
menyuarakan smbol-simbol tertulis berupa kata-kata atau kalimat yang dibaca[1].
Sesuai dengan sebutan bacaan ini, maka tujuan utama adalah agar para pelajar
mampu melafalkan bacaan dengan baik sesuai dengan system bunyi dalam bahasa
Arab. Selain itu ada beberapa keuntungan mengajar membaca nyaring, antara lain:
1) menambah kepercayaan diri pelajar, 2) kesalahan-kesalahan lafal dapat segera
diperbaiki guru, 3) memperkuat disiplin dalam kelas, karena peserta didik
berperan secara aktif dan tidak boleh ketinggalan dalam membaca secara
serentak, 4) memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menghubungkan lafal
dengan ortografi (tulisan), 5) melatih pelajar untuk membaca dalam
kelompok-kelompok.[2]
Namun disamping itu, membaca nyaring juga memiliki
kelemahan, diantaranya: 1) membaca nyaring akan banyak menyita energi,
akibatnya peserta didik akan cepat lelah, 2) tingkat pemahaman membaca nyaring
lebih sedikit disbanding membaca diam, sebab peserta didik lebih disibukkan
melafalkan kata-kata disbanding dengan memahami isi bacaan, 3) membaca nyaring
dapat menimbulkan kegaduhan, kadang-kadang dapat mengganggu orang lain.[3]
b). membaca dalam hati (al-qiraah al-shamitah)
membaca dalam hati atau lebih dikenal dengan membaca
pemahaman, yaitu membaca dengan tidak melafalkan simbol-simbol tertulis berupa
kata-kata atau kalimat yang dibaca, melainkan hanya mengandalkan kecermatan
eksplorasi visual.[4] Tujuan
membaca dalam hati adalah penguasaan isi bacaan untuk memperoleh informasi.
Keterampilan ini akan menjadi penentu keberhasilan
peserta didik dalam menguasai konsep uraian, cerita, atau lainnya secara utuh.
Untuk itu kemampuan eksplorasi visual (kemampuan mendeteksi kata dan memahami
maknanya) dan kecepatan harus menjadi yang inti dalam melatih membaca dalam
hati.
Untuk melatih membaca dalam hati, ada tiga unsur yang harus
diperhatikan, yaitu: kata, kalimat, dan paragraf[5].
Ketiga unsur ini sangat penting dalam mendukung makna suatu bahan bacaan. Kata
merupakan unsur terkecil yang mengandung makna. Kalimaat merupakan kumpulan
dari kata-kata yang membentuk makna yang lebih spesifik. Sedangkan paragraf
merupakan kumpulan kalimat-kalimat yang maknanya akan lebih mendalam.
Untuk keefektifan pembelajarn membaca dalam hati, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru, yaitu: a) mengusahakan agar
kelas tidak gaduh dengan suaru-suara baik yang datang dari dalam kelas maupun
dari luar kelas, b) para peserta didik tidak diperkenankan mengeluarkan suara
dalam membaca, c) menentukan waktu yang digunakan dalam menyelesaikan bacaan
tertentu, d) melakukan diskusi sederhana tentang isi bacaan setelah selesai
kegitan membaca, e) membiasakan peserta didik untuk mengerjakan hasil bacaan
dalam batasan waktu tertentu.[6]
[1]
Ibid,
[2]
Nababan, Metodelogi Pengajaran Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1993), hal. 168
[3] A.
Chaedar Alwasilah, Op.Cit, hal. 145
[4] Ibid,
hal. 148
[5]
Ibid, hal. 150
[6]
Ibid, hal.151
PERHATIAN:Jika anda ingin bertanya atau bantuan bisa kontak kami
contact atau 089677337414 - Terima kasih.
contact atau 089677337414 - Terima kasih.