3 Hal Dalam Pembentukan Persepsi Politis Kaum Orientalis Terhadap Bahasa Arab dan Islam
www.azid45.web.id - 3 Hal Dalam Pembentukan Persepsi Politis Kaum Orientalis Terhadap Bahasa Arab dan Islam. Salah satu aspek dunia post-modernisme ini adalah muncul stereotip-stereotip budaya Timur dalam budaya massa. Televisi, film dan media-media lainnya, telah memaksa informasi untuk mengambil pola dan bentuk yang semakin baku tentang Timur. Sepanjang menyangkut dunia Timur, standarisasi dan stereotipisasi budaya telah menguatkan cengkraman demetodologi akademis dan imajinatif abad XIX terhadap "Timur Yang Misterius". Kecenderungan ini terutama berlaku ketika mereka memandang Timur Tengah.
Ada tiga hal yang berperan dalam pembentukan persepsi politis mengenai bahasa Arab dan Islam saat ini. Pertama; sejarah prasangka anti arab dan anti Islam yang popular di Barat, yang langsung tercermin dalam sejarah orientalisme. Kedua; pergulatan antara orang-orang Arab dengan zeonis Israel, dan pengaruhnya terhadap orang-orang Yahudi Amerika, sekaligus terhadap budaya liberal dan penduduk Barat pada umumnya. Ketiga; orang Arab dan Islam nyaris tidak memiliki proposisi kultural yang strategis di dunia Barat, sehingga kedua entitas ini selalu mendapatkan indetifikasi diri yang jika tidak "positif" maka "negatif". Lebih lanjut, karena Timur Tengah saat ini begitu diidentikkan dengan politik negara-negara adikuasa, ekonomi minyak dikotomi picik antara bangsa Israel yang demokratis dan cinta damai dengan orang-orang Arab yang totaliter, dan teroris, maka peluang untuk memperoleh informasi yang benar-benar adil, jelas, dan proporsional mengenai Timur Tengah menjadi semakin kecil.
Said, berusaha untuk menggunakan kepedulian humanis dan politis untuk menganalisis dan menguraikan masalah-masalah yang sangat duniawi, yakni masalah kebangkitan, perkembangan, dan konsolidasi orientalisme. Dunia kesustraan dan kebudayaan seringkali dianggap sebagai dunia yang polos dan terhindar dari pengaruh-pengaruh politis bahkan historis, tetapi tidak demikian, kajian orientalisme yang telah dilakukan benar-benar telah meyakinkan bahwa masyarakat dan budaya sastra hanya dapat dipahami dan dikaji secara bersama-sama, disamping itu Said merasa bahwa sedang menulis sejarah "komplotan rahasia anti semitisme Barat", yang ajaib. Hal yang terpenting dalam kajian ini adalah dimana dominasi kultural suatu kebudayaan yang mampu mendominasi kebudayaan yang lainnya.
Serta diharapkan dalam kajian ini bisa merangsang munculnya perlakuan yang baru Barat terhadap dunia Timur, bahkan bila mampu benar-benar menghapus oposisi biner "Timur" dan "Barat", bararti kita akan sedikit lebih maju dalam proses yang dikatakan Raymond Willam sebagai "meninggalkan pola dominative bawaan".[1]
[1] Raymond Williams, "Culture and Society", 1780-1950 (London: Chatto & Windus, 1958), hal.376
PERHATIAN:Jika anda ingin bertanya atau bantuan bisa kontak kami
contact atau 089677337414 - Terima kasih.
contact atau 089677337414 - Terima kasih.