5 Hal Larangan Saat Berjima'
www.azid45.web.id - Assaalamualaikum.wr.wb, alhamdulillah bisa blogging lagi setelah beberapa hari fokus pada template blog. Pada kesempatan kali ini saya akan share 5 hal yang dilarang saat berjima'. Sebelum membahas 5 hal tersebut kiranya sebuah pembahasan sekilas tentang jima' itu sendiri.
Hakikatnya Islam mengajarkkan kita segala hal dengan mendetail, termasuk juga mengenai jima', dimana secara Islam berhubungan b@d*n merupakan nama lain dari jima' . Dalam Islam seorang suami dan istri sudah boleh atau halal untuk berjima', bahkan dengan berjima' seorang suami atau istri mendapat pahala oleh Allah karena hal tersebut merupakan salah satu dari ibadah. Hal ini berbeda jikalau berjima' dilakukan oleh seseorang yang bukan dalam ikatan pernikahan (suami dan istri), bukan pahala yang didapat melainkan dosa dan hukuman yang didapat, karena perbuatan tersebut jika bukan suami dan istri disebut dengan berjinah dan hukumannya sangat berat yakni di derah bagi yang belum pernah menikah, dan di rajam bagi yang sudah menikah.
Adapun bagi yang sudah menikah sejatinya halal untuk melakukan jima' namun perlu diketahui pula, bahwa berjima' juga memiliki batasan dan larangan bagi seroang suami dan istri jika melakukannya. Apa sajakah larangan dalam berjima'?, sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat al-Qur'an dan hadits?. Berikut ini adalah penjelasan setiap larangan dalam berjima', setidaknya terdapat 5 larangan yang perlu kita hindari sebagai umat Islam, yakni;
Hakikatnya Islam mengajarkkan kita segala hal dengan mendetail, termasuk juga mengenai jima', dimana secara Islam berhubungan b@d*n merupakan nama lain dari jima' . Dalam Islam seorang suami dan istri sudah boleh atau halal untuk berjima', bahkan dengan berjima' seorang suami atau istri mendapat pahala oleh Allah karena hal tersebut merupakan salah satu dari ibadah. Hal ini berbeda jikalau berjima' dilakukan oleh seseorang yang bukan dalam ikatan pernikahan (suami dan istri), bukan pahala yang didapat melainkan dosa dan hukuman yang didapat, karena perbuatan tersebut jika bukan suami dan istri disebut dengan berjinah dan hukumannya sangat berat yakni di derah bagi yang belum pernah menikah, dan di rajam bagi yang sudah menikah.
Adapun bagi yang sudah menikah sejatinya halal untuk melakukan jima' namun perlu diketahui pula, bahwa berjima' juga memiliki batasan dan larangan bagi seroang suami dan istri jika melakukannya. Apa sajakah larangan dalam berjima'?, sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat al-Qur'an dan hadits?. Berikut ini adalah penjelasan setiap larangan dalam berjima', setidaknya terdapat 5 larangan yang perlu kita hindari sebagai umat Islam, yakni;
Pertama, Dilarang berhubungan tanpa membaca doa.
Laranagan pertama adalah berjima' yang sebelumnya tanpa membaca doa, adapun doa yang harus dibaca ketika akan berjima' adalah "bismillahi Allahumma jannibna syaiton wa jannabisyaiton ma rozaktana" Dengan nama Allah, ya Allah hindarkanlah kami dari syetan dan jagalah apa yang engaku rizkikan kepada kami dari syetan. Hal ini sebagaimana Sabda Rasulullah SAW dalam kitab shahih Muslim No.2951 " Rasulullah SAW bersabda:"Apabila salah seorang dari mereka akan menggauli istrinya , hendalah ia membaca "bismillah ya Allah, jauhkanlah kami dai setan dan jauhkanlah setan dari apa yang engkau karunikan kepada kami" sebab jika ditakdirkan hubungan antara mereka berdua seorang anak, maka setan tidak akan membahayakan anak itu selamanya.
Dari penjelasan hadits tersebut, jelas kita sebagai umat Islam dianjurkan berdoa sebelum berjima' agar anak kita kelak terhindar dari syetan yang mana dapat membahayakan anak kita kelak.
Laranagan pertama adalah berjima' yang sebelumnya tanpa membaca doa, adapun doa yang harus dibaca ketika akan berjima' adalah "bismillahi Allahumma jannibna syaiton wa jannabisyaiton ma rozaktana" Dengan nama Allah, ya Allah hindarkanlah kami dari syetan dan jagalah apa yang engaku rizkikan kepada kami dari syetan. Hal ini sebagaimana Sabda Rasulullah SAW dalam kitab shahih Muslim No.2951 " Rasulullah SAW bersabda:"Apabila salah seorang dari mereka akan menggauli istrinya , hendalah ia membaca "bismillah ya Allah, jauhkanlah kami dai setan dan jauhkanlah setan dari apa yang engkau karunikan kepada kami" sebab jika ditakdirkan hubungan antara mereka berdua seorang anak, maka setan tidak akan membahayakan anak itu selamanya.
Dari penjelasan hadits tersebut, jelas kita sebagai umat Islam dianjurkan berdoa sebelum berjima' agar anak kita kelak terhindar dari syetan yang mana dapat membahayakan anak kita kelak.
Kedua, Dilarang berhubungan tanpa pendahuluan
Larangan yang kedua maksudnya disini adalah bahwa sebelum melakukan jima' alangkah baiknya dengan melakukan ungkapan perasaan kasih sayang seperti ucapan romantis, ciuman, dan cumbu rayu. Dengan hal demikian, akan membangkitkan gairah dan menjadikan biolagis antara suami dan istri siap untuk melakukan jima'. Disamping itu, berjima' tanpa pendahuluan sama halnya dengan menyerupai sifat hewan.
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW: "siapa pun diantara kamu, janganlah menyamai istrinya seperti seekor hewan bersenggama, tetapi hendaklah ia dahului dengan perantaraan. Selanjutnya, ada yang bertanya: apakah perantaraan itu? Rasulullah menjawab: yaitu ciuman dan ucapan-ucapan romantis." (HR Bukhari dan Muslim)
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW: "siapa pun diantara kamu, janganlah menyamai istrinya seperti seekor hewan bersenggama, tetapi hendaklah ia dahului dengan perantaraan. Selanjutnya, ada yang bertanya: apakah perantaraan itu? Rasulullah menjawab: yaitu ciuman dan ucapan-ucapan romantis." (HR Bukhari dan Muslim)
Ketiga, Dilarang berhubungan tanpa penutup/ selimut
Larangan yang selanjutnya adalah berhubungan tanpa selimut. Kita ketahui, bahwa meskipun kita sudah halal namun aurat saat berjima' haruslah tetap tertutup dan terjaga. Oleh karena itu ketika melakukan jima' haruslah tetap menutupi badan kita antara suami dan istri yakni dengan selimut.
Kita sebagai manusia merupakan makhluk yang utama dimana Allah membeikan kita akal untuk membedahkan antara makhluk lainnya teruma hewan. Oleh karenanya pula, Rasulullah SAW memerintahkan kepada kita, bahwa ketika berjima' tetaplah menutup aurat kita yakni dengan selimut atau penutup yang lain agar kita tidak sama dengan hewan ketika bersenggama yang tidak mempunyai rasa malu. Sebagaimana sabda beliau " Dari 'Atabah bin Abdi as-Sulami bahwa apabila kalian mendatangi istrinya (berjima'), maka hendaklah menggunakan penutup dan janganlah telanjang seperti dua ekor himar (HR Ibnu Majah). Dalam hadits tersebut jelas memberikan pelajaran bagi kita agar saat berjima' senantiasa menjaga aurat kita dengan bertelanjang dalam selimut atau memakai selimut sebagai penutup agar tidak menyerupai hewan yang kelihatan kemaluannya saat berjima'.
Keempat, Dilarang berhubungan melalui dubur atau anus
Larangan selanjutnya adalah berhubungan melalui dubur anus. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW "dilaknat orang yang menyetubuhi wanita di duburnya" (HR Ahmad, Abu Daud, dan Nasa'i). Dalam hadits tersebut sudah jelas bahwa Rasulullah SAW melarang kita untuk berjima' melalui dubur atau anus karena hal tersebut merupakan sifat yang dhalim dan tidak sesuai dengan tabi'at.
Dimana Allah menciptakan dubur manusia adalah untuk membuang kotoran semata. Disisi lain pula menurut kesehatan, bahwa orang yang melakukan jima' dari anus atau dubur dapat membahayakan kesehatan terutama bagi wanita.
Larangan yang selanjutnya adalah berhubungan tanpa selimut. Kita ketahui, bahwa meskipun kita sudah halal namun aurat saat berjima' haruslah tetap tertutup dan terjaga. Oleh karena itu ketika melakukan jima' haruslah tetap menutupi badan kita antara suami dan istri yakni dengan selimut.
Kita sebagai manusia merupakan makhluk yang utama dimana Allah membeikan kita akal untuk membedahkan antara makhluk lainnya teruma hewan. Oleh karenanya pula, Rasulullah SAW memerintahkan kepada kita, bahwa ketika berjima' tetaplah menutup aurat kita yakni dengan selimut atau penutup yang lain agar kita tidak sama dengan hewan ketika bersenggama yang tidak mempunyai rasa malu. Sebagaimana sabda beliau " Dari 'Atabah bin Abdi as-Sulami bahwa apabila kalian mendatangi istrinya (berjima'), maka hendaklah menggunakan penutup dan janganlah telanjang seperti dua ekor himar (HR Ibnu Majah). Dalam hadits tersebut jelas memberikan pelajaran bagi kita agar saat berjima' senantiasa menjaga aurat kita dengan bertelanjang dalam selimut atau memakai selimut sebagai penutup agar tidak menyerupai hewan yang kelihatan kemaluannya saat berjima'.
Keempat, Dilarang berhubungan melalui dubur atau anus
Larangan selanjutnya adalah berhubungan melalui dubur anus. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW "dilaknat orang yang menyetubuhi wanita di duburnya" (HR Ahmad, Abu Daud, dan Nasa'i). Dalam hadits tersebut sudah jelas bahwa Rasulullah SAW melarang kita untuk berjima' melalui dubur atau anus karena hal tersebut merupakan sifat yang dhalim dan tidak sesuai dengan tabi'at.
Dimana Allah menciptakan dubur manusia adalah untuk membuang kotoran semata. Disisi lain pula menurut kesehatan, bahwa orang yang melakukan jima' dari anus atau dubur dapat membahayakan kesehatan terutama bagi wanita.
Kelima, Dilarang berjima' saat istri haid
Larangna yang terakhir adalah bahwa kita sebagai suami dilarang untuk berjima' ketika istri sedangg haid. Kita pasti sudah mengetahui, hakikanya wanita haid adalah ia sedang membuang darah kotor melalui alat vitalnya oleh karena itu kita harus menjauhi darah kotor tersebut agar tidak membahayakan kepada kita dari penyakit. Oleh karena itulah Rasulullah SAW melarang kepada umatnya agar tidak berjima' saat istri sedang haid.
Sebagaimana Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah : 222 " mereka bertanya kepadamu tentang haid. katakanlah haid itu adalah kotoran, oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari perempuan di waktu haid, dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri".
Dari ayat tersebut maksud dari menjauhkan diri dari perempuan adalah agar tidak berjima', dan ketika suci supaya berjima' sesuai tempat yang diperintahkan Allah yakni alat vital perempuan bukan dari dubur atau anus.
Demikianlah 5 hal yang dilarang saat berjima'. Semoga bermanfaat.
Larangna yang terakhir adalah bahwa kita sebagai suami dilarang untuk berjima' ketika istri sedangg haid. Kita pasti sudah mengetahui, hakikanya wanita haid adalah ia sedang membuang darah kotor melalui alat vitalnya oleh karena itu kita harus menjauhi darah kotor tersebut agar tidak membahayakan kepada kita dari penyakit. Oleh karena itulah Rasulullah SAW melarang kepada umatnya agar tidak berjima' saat istri sedang haid.
Sebagaimana Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah : 222 " mereka bertanya kepadamu tentang haid. katakanlah haid itu adalah kotoran, oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari perempuan di waktu haid, dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri".
Dari ayat tersebut maksud dari menjauhkan diri dari perempuan adalah agar tidak berjima', dan ketika suci supaya berjima' sesuai tempat yang diperintahkan Allah yakni alat vital perempuan bukan dari dubur atau anus.
Demikianlah 5 hal yang dilarang saat berjima'. Semoga bermanfaat.
PERHATIAN:Jika anda ingin bertanya atau bantuan bisa kontak kami
contact atau 089677337414 - Terima kasih.
contact atau 089677337414 - Terima kasih.